Kisah Sex Seorang Tante HOT - Cerita Sex

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Friday, September 20, 2019

Kisah Sex Seorang Tante HOT

Kisah Sex Seorang Tante HOT

Kisah Sex Seorang Tante HOT - Nasib itu berada di tangan Tuhan, Sering saya pikirkan kalimat ini, Rasa-rasanya ada benarnya , Tetapi apa ini nasib yg digariskan Tuhan saya tidak tahu mungkin lebih pas ini ialah bujukan dari setan. 

Seperti pagi hari ini saat di bis ke arah ke kantor saya duduk di samping cewek cantik dengan hijab dengan tinggi 150 cm, usia seputar 27 tahun, bertubuh sekal serta berkulit putih (keliatan dari kulit muka serta telapak tangannya). 

Sebelumnya saya tidak peduli sebab hobiku untuk tidur di bus benar-benar kuat tetapi hoby itu musnah saat itu juga saat cewek berhijab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk ambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua panjang yang ketat yang dipakainya. 

Panorama itu lumayan menarik hingga menggugah seleraku jadi bangun. Saya lalu cari akal bagaimana memancing pembicaraan serta cari info. Kelihatannya telah alamnya saat kita kepepet sering ada inspirasi yg keluar. Waktu itu sesudah ia usai menelefon mendadak mulutku telah melaju perkataan ,”Wachhh… hobinya sama pula yach !”. Sesaat ia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab sekali sih.”Hobi apaan ?” tanyanya. “Itu nitip absen”, sahutku serta ia ketawa kecil. “Tau saja kamu. Basic tukang nguping”, sahutnya.Pada akhirnya percakapan berguling. 

Sepanjang pembicaraan saya tidak bertanya nama, pekerjaan atau teleponnya, tetapi semakin banyak narasi lucu. Hingga kemudian ia ngomong “kamu lucu yach.., tidak kaya cowok yang laen.””Maksud kamu ?” tanyaku .”Biasanya mereka baru bercakap sesaat sudah nanya nama terus meminta nomer telephone.” Kemudian kami sama-sama berteman. Wanita muda berhijab bernama Siti Fathiya, biasa di panggil Tia. Percakapan terus bersambung sampai ia turun di Thamrin serta saya terus ke kota. 


Dua hari selanjutnya saya berjumpa ia . Cewek manis berhijab itu menghampiriku serta duduk disebelahku sekalian menceritakan jika teman-temannya ingin tahu sebab ia hari itu punyai banyak narasi konyol. Pagi itu kami jadi lebih akrab. Sekalian bercanda mendadak ia mengatakan :”Kamu tentu senang maen cewek yach, soalnya kamu jago bercakap sekali. Tentu banyak cewek di bus ini yang kamu pacarin.”Sumpah mati saya terkejut sekali denger omongan ia. 

Kayanya tujuan aku bikin kencan ama ia sudah ketauan. Pada akhirnya sebab sudah nanggung saya ceritain saja ke ia kalau saya telah beristri serta punyai anak. Ech rupanya ia biasa saja, malah saya yang menjadi terkejut sebab nyatanya ia telah tidak perawan sebab sudah pernah MBA waktu lulus sekolah dahulu. Saat ini ia telah bercerai. Wuichhh, tidak sangka sekali kalau pacar nyatanya janda muda. Seterusnya bisa ditebak. Percakapan telah lebih mudah arahnya. Akupun mulai memancing percakapan mengarah yang mengarah seks. Keakraban serta keterbukaan mengarah seks telah di muka mata. 

Sampai satu sore sesudah dua bulan perjumpaan, kami janjian pulang bersama. Hari itu ia kenakan hijab merah muda sewarna dengan hem serta rok panjangnya. Sikap duduk kami telah akrab serta melekat. Serta Tia tidak sungkan mencubit saya tiap ia meredam tawa ataukah tidak tahan saya goda. 

Seringkali saat ia mencubit saya tahan tangannya serta ia nampaknya tidak keberatan saat pada akhirnya tangan kirinya saya tumpangkan di pahaku serta saya elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sekalian terus bercakap. Pada akhirnya ia sadar serta berbisik, “Wachh, kok kerasan sekali ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. “Habis gemes ngeliat muka manis kamu, ditambah lagi bibir tipis kamu,” sahutku sekalian nyengir. “Dasar edan kamu,” tuturnya sekalian menyubit pahaku.Serrrrrr…, pahaku berhembus serta si junior langsung bergerak memanjang. 

Saya lihat kursi sekelilingku telah kosong sesaat situasi gelap malam membuat situasi di bus cukup remang-remang. Saya angkat tangan kirinya serta saya kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berhijab itu cuma tersenyum serta memperkuat pegangan tangannya. Akhhhhh… telah ada lampu hijau pikirku. Pada akhirnya saya lanjutkan ciuman pada punggung jarinya jadi gigitan kecil serta hisapan lembut serta kuat pada ujung jarinya. Nampaknya ia nikmati sensasi hisapan di jarinya. 

Mukanya yang dihiasi hijab itu terlihat sendu kelihatan cantik sekali. Serta pada akhirnya ia menyender ke samping pundakku. Saat bus masuk jalan tol, kegiatan kami bertambah. Tangan kananku telah menyeka payudaranya yang putih memiliki ukuran 36 B di luar baju merah mudanya. 

Berasa padat serta kenyal. Lalu perlahan-lahan jemariku buka kancing kemejanya satu-satu serta menyelinap dalam BH kepunyaannya. Putingnya makin lama makin mengeras serta berasa makin bertambah panjang beberapa mili. Selain itu tangannya pun tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku di luar. Sesudah beberapa waktu selanjutnya mendadak sikapnya menjadi liar serta agresif. 

Ia tarik ritsletingku serta terus merogoh serta meremas penisku yang telah tegang. Tanganku yang di dada ditarik serta diarah kan ke selangkangannya. Saya tidak bisa banyak berbuat sebab tempatnya tidak memberikan keuntungan hingga cuma dapat mengelus paha di luar rok panjangnya saja. Kegiatan kami berhenti saat hampir datang di arah. Serta dengan nafas yang masih tersengal-sengal meredam birahi kami membereskan baju semasing. Turun dari bus saya katakan ingin anter ia sampai dekat tempat tinggalnya. 

Saya tahu kita akan melalui tepi jalan tol. Wilayah itu sepi serta saya telah berencana untuk mengalirkan hasratku di wilayah itu. Nampaknya janda muda berhijab itu mempunyai keinginan yang sama. Saat berjalan, tangan kirikuku merangkul sekalian mengelus payudaranya di luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya. 

Serta saat kita melalui jalan yang sepi itu secepat kilat tangan kananku mendapatkan kepalanya yang dibalut hijab merah muda mode modis serta langsung mencium serta melumat bibir minimnya itu. Secara cepat juga cewek berhijab itu menyongsong bibirku, mengisap serta mengisapnya. Tangannya langsung berlaga turunkan ritsleting celanaku serta saya sendiri langsung mengusung rok panjang mode ketat kepunyaannya. Rrrretttttt… saya tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya berasa hangat serta licin. Rupanya ia benar-benar terangsang semenjak di bus barusan 

. Ditengah-tengah gemuruh nafasnya Tia berdesah : “Ayo mas… masukin aja… saya kepengen sekali nech. Hhhhhh…””Sebentar sayang”, sahutku, “Kita mencari tempat yang aman.”Aku tarik ia melalui pagar pengaman tol serta ditengah-tengah rimbun pohon saya senderkan ia serta sesudah menarik rok panjang mode ketatnya itu sampai sepinggang Lalu cepat-cepat kuloloskan celana dalamnya selanjutnya kuangkat kaki kanannya. Menyengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu agar celana dalamnya tidak kotor sentuh tanah. 

Dengan bernafsu saya membuka celanaku serta megarahkan penisku ke vaginanya tetapi cukup susah juga. Pada akhirnya ia membimbing penisku masuk vaginanya. ?Emmhhh…!?, kepala janda muda berhijab merah muda itu mendongak sambil melenguh ketika ujung penisku mulai penetrasi dalam vaginanya. Mengagumkan, itu sensasi yang saya rasakan saat penisku mulai menyodok masuk vaginanya yang telah dibasahi cairan nafsu. 

Ditengah-tengah gemuruh mobil yang melewati jalan tol saya memompa pantatku dengan pergerakan perlahan serta menghentak saat sampai pangkal penisku. Tia menyongsong dengan menggigit pundakku tiap saya menghentak penisku masuk dalam vaginanya. “Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi serta kemelut bersatu aduk dalam hatiku saat terdengar suara orang melewati jalan di balik pagar. Tetapi tempat kami cukup aman sebab gelapnya malam serta terlindung pohon yang cukup lebat. 

Bahkan bisa saja orang yang berjalan itu tidak berpikir ada sepasang manusia yang cukup edan untuk ber cinta di tepi jalan tol itu. “Gantian mas… saya cape”, tuturnya. Saya lalu duduk menyandar serta wanita muda berhijab merah muda itu menggenggam rok panjang yang kusingkap barusan supaya tidak jatuh kebawah. Selanjutnya Tia mulai berjongkok mengarahkan vaginanya. 

Saat penisku kembali menyodok antara daging lembut vaginanya yang telah licin, sensasi itu kembali menimpa diriku. Sekalian menggenggam bahuku, ia mulai mendesak pantatnya serta menggerakan pinggulnya lewat cara menggesek perlahan-lahan, maju mundur sekalian kadang-kadang memutar. Kesenangan itu kembali menimpa serta makin tinggi intensitasnya saat saya menolong dengan mendesak keatas pinggulku sekalian menarik pantatnya. Desahan suaranya semakin keras setiap saat kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam nikmati rasa yang terbentuk dari pergeseran bulu kemaluan kami sekalian terus menggerakkan pinggul menyeimbangi gerakannya.”Terus sayang… mari terus”, desahku. Keringat telah membasahi punggungnya serta pergerakan kami telah mulai melambat tetapi desakan makin dinaikkan untuk menyeimbangi rasa nikmat yang menyebar disekujur badan kami serta terus bergerak mengarah pinggul kami, bergabung serta berpusar di ujung kemaluan kami. 

Berdenyut serta ujung penisku mulai siap meledak, sesaat wanita berhijab ini mulai mengeluh sekalian menjepitkan vaginanya lebih keras . “Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sekalian mendongakkan kepalanya yang terbungkus hijab, Tia mendesak serta menjepit keras penisku sesaat vaginanya terus berdenyut-denyut. ?Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya ketahan sambil tundukkan kepalanya yang berhijab itu ketika sampai puncaknya. 

Saya cuma dapat terdiam sekalian memeluk tubuhnya menanti ia usai orgasme. Saat jepitannya mulai mengendur saya langsung bereaksi melanjutkan rasa yang terlambat itu, tanpa ada basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, bergabung serta meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke vaginanya. Saya sodokan penisku sekalian mendesak pinggulnya sesaat kakiku mengejang nikmati saluran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu. 

Sesudah beristirahat beberapa waktu kami sama-sama memandang… pada akhirnya tersenyum serta ketawa.”Kamu memang bener-bener edan, tetapi jujur saya benar-benar suka pada bercinta lewat cara semacam ini. Saya tidak pernah senikmat ini bercinta.” akunya. “He.. he.. he.. sama donk”, kataku sekalian mengecup bibir sang janda muda berhijab yang tipis itu sesaat kemaluanku mulai mengendur di vaginanya. Kemudian kami membereskan baju masing serta janji untuk melalui kesenangan sex ini untuk hari-hari akan datang. 


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot